Saat ini, Walikota Buzim akan menggelar semacam acara pertemuan tahunan untuk anak-anak kembar yang dianggapnya akan menjadi daya tarik turis untuk datang ke kota kecil itu.
Ide menggelar acara tersebut muncul dari seorang mantan guru dan wartawan, Nedzib Vucelj. Dia memiliki anak kembar yang lahir saat perang sipil mengoyak negaranya.
Nedzib kemudian teringat ketika bayi kembarnya lahir, dia kesulitan meminjam kereta bayi dari para tetangganya. Saat itu dia mendapat jawaban bahwa kereta bayi itu telah dipinjamkan kepada tetangga lainnya.
"Saat itulah saya menyadari betapa banyak anak kembar di sini," kata Vucelj, yang telah meluncurkan ide untuk menyebut Buzim sebagai "Kota Kembar".
Pernikahan sedarah
Seorang dokter di Rumah sakit di distrik Bihach, Buzim, mengatakan, menurut data statistik, di seluruh dunia setidaknya lahir satu pasagangan bayi kembar dari setiap 88 kelahiran.
Menurut catatan mereka, selama lima tahun terakhir, kelahiran bayi kembar bukanlah hal biasa, namun mereka tidak memiliki data yang lengkap.
Hal ini terjadi karena selama perang sipil, kota mereka terisolasi sehingga mayoritas perempuan di wilayah itu sebelum dan selama perang melahirkan di rumah, dan banyak catatan telah hilang.
Warga Kota Buzim sendiri meyakini ada tradisi bayi kembar yang sudah berlangsung lama di wilayahnya.
"Saya ingat, setiap kelas selalu ada anak kembar setiap tahunnya. Bahkan pada suatu saat ada tiga pasang anak kembar," kata Zumreta Hodzic, pegawai negeri yang bertugas mencatat kelahiran di kota Buzim.
Belum ada jawaban yang memuaskan tentang fenomena bayi kembar di Buzim, tetapi kemungkinan adanya tradisi menikah dengan keluarga dekat atau sedarah di daerah pedesaan terpencil, adalah salah-satu jawabannya.
"Orang-orang lokal kebanyakan menikah di antara mereka sendiri. Ini adalah sebuah komunitas tradisional di mana budaya patriarki masih berlaku," kata Walikota Agan Bunic (BBC)
0 komentar:
Post a Comment