Seniman Dadang Christanto menggelar aksi teatrikal dan karya seni untuk korban lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. (Dok. Facebook/Dadang Christanto) |
Tak terasa sudah 9 tahun lumpur lapindo kelar dari perut bumi Total Ada 470 Hectar Lahan dan 9 desa lenyap terkubur oleh lumpur yang sampai hari ini belum ada ganti rugi, tidak hanya itu saja yang lebih mengerikan karena lumpur lapindo mengandung senyawa fenol yang sangat berbahaya, Fenol atau asam karbolat, atau benzenol, adalah zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Salah satu aktivitas senyawa fenol terdapat di
dalam limbah cair buangan industri pulp kertas sebagai senyawa toksik
dan sumber pencemaran lingkungan. Fenol merupakan antiseptik dagang
triklorofenol, atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol
juga berfungsi dalam pembuatan obat-obatan, pembasmi rumput liar, dan
lainnya. Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran
kimiawi pada kulit yang terbuka.
Sejumlah efek pada manusia akibat menghirup fenol di udara telah
dilaporkan. Efek jangka pendek di antaranya adalah iritasi pernapasan,
sakit kepala, dan mata terbakar. Sementara itu, efek kronis paparan
tingkat tinggi fenol adalah kelemahan, nyeri otot, anoreksia, penurunan
berat badan, dan kelelahan.
Efek paparan tingkat rendah jangka panjang termasuk di antaranya meningkatnya kanker pernapasan, penyakit jantung, dan efek pada sistem kekebalan tubuh. Paparan tingkat rendah fenol yang terjadi secara berulang-ulang dapat menyebabkan diare dan sariawan pada manusia.
Menelan fenol dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian. Efek fenol melalui paparan kulit dapat menyebabkan kerusakan hati, diare, urin berwarna gelap, dan kerusakan sel darah merah.
Efek paparan tingkat rendah jangka panjang termasuk di antaranya meningkatnya kanker pernapasan, penyakit jantung, dan efek pada sistem kekebalan tubuh. Paparan tingkat rendah fenol yang terjadi secara berulang-ulang dapat menyebabkan diare dan sariawan pada manusia.
Menelan fenol dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian. Efek fenol melalui paparan kulit dapat menyebabkan kerusakan hati, diare, urin berwarna gelap, dan kerusakan sel darah merah.
Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) memperkirakan,
fenomena semburan lumpur yang terjadi di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur
akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Bahkan, tak sedikit dari
geolog yang menaksir bahwa fenomena tersebut akan berlangsung hingga
puluhan tahun.
“Ini karena sampai sekarang kita belum mengetahui volume lumpur yang masih terendap di bawah tanah. Bahkan, analisa saya yang mengatakan semburan akan berhenti 20 sampai 27 tahun lagi itu bisa saja salah karena banyaknya kandungan lumpur dan gas di lokasi tersebut,” ujar Anggota Dewan Penasihat IAGI, Rovicky Dwi Putrohari ketika dihubungi CNN Indonesia, Jumat (29/5).
“Ini karena sampai sekarang kita belum mengetahui volume lumpur yang masih terendap di bawah tanah. Bahkan, analisa saya yang mengatakan semburan akan berhenti 20 sampai 27 tahun lagi itu bisa saja salah karena banyaknya kandungan lumpur dan gas di lokasi tersebut,” ujar Anggota Dewan Penasihat IAGI, Rovicky Dwi Putrohari ketika dihubungi CNN Indonesia, Jumat (29/5).
0 komentar:
Post a Comment