Pernahkah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang perayaan tahun baru masehi? Karena isinya hanya main-main, tidak ada unsur ibadahnya.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Dalam catatan sejarah kota Yatsrib, sebelum berganti nama menjadi
madinah, penduduk kota ini mengikuti agama berhala, seperti yang ada di
Mekah. Penduduk Yatsrib sangat mengagungkan berhala Manat.
Karena ajaran agama mereka tidak memiliki kitab, membuat mereka suka
meniru budaya agama lain, yang mereka anggap lebih berperadaban.
Terutama budaya yahudi, nasrani, dan persia.
Sebelum islam datang di Madinah, masyarakat kota ini telah memiliki
hari raya yang dimeriahkan dengan permainan, makan-makan, dst. kala itu,
hari raya mereka menganut tradisi orang majusi di Persia. Hari raya itu
adalah Nairuz dan Mihrajan.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ
فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا
يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ
“Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang
kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah
menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; idul fitri dan idul
adha.” (HR. Ahmad 13164).
Nairuz nama persinya Nauruz. Dialih bahasakan ke arab menjadi Nairuz.
Kata Nauruz merupakan gabungan dari kata Nau dan Ruz. Nau [نو ( new)]
artinya baru. Sementara Ruz [رزو (Roj)] artinya hari. Gabungan dua kata
ini bermakna hari baru [يوم جديد]. Perayaan Nauruz di Persi,
diperinngati setiap tahun, sebagai hari raya tahun baru mereka. Dalam
perhitungan kalender masehi, hari Nairuz bertepatan dengan tanggal 21
Maret. [Alitthad.com]
Perayaan Nairuz dan Mihrajan yang dirayakan penduduk madinah, isinya
hanya bermain-main dan makan-makan. Sama sekali tidak ada unsur ritual
sebagaimana yang dilakukan orang majusi, sumber asli dua perayaan ini.
Namun mengingat dua hari tersebut adalah perayaan orang kafir, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Sebagai gantinya, Allah
berikan dua hari raya terbaik: Idul Fitri dan Idul Adha.
Kita sepakat, tahun baru masehi bukan tradisi islam. Bahkan perayaan
ini datang dari orang kafir. Sebagian referensi menyebutkan, tahun baru
merupakan pesta warisan dari masa lalu yang dahulu dirayakan oleh
orang-orang Romawi. Mereka (orang-orang Romawi) mendedikasikan hari yang
istimewa ini untuk seorang dewa yang bernama Janus, The God of Gates,
Doors, and Beeginnings. Janus adalah seorang dewa yang memiliki dua
wajah, satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang,
sebagai filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya momen pergantian
tahun.
Namun apapun itu, larangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di
atas, mencakup semua kegiatan perayaan yang bukan tradisi islam.
Termasuk memriahkan tahun baru masehi.
Allahu a’lam.
0 komentar:
Post a Comment