http://picasion.com/

Rasulullah : Beribu Ujian Da’wa Tetap Jalan.


Saudara – saudari ku, Sejak  awal-awal rasulullah berjuang untuk menyebarkan islam rasulullah sudah  menghadapi tantangan dari mulai yang bersifat psikologis ataupun yang bersifat fisik.
            Rasulullah Saw seorang yang mulia dikatakan Gila  oleh orang yang tak menyenangi perjuangan beliau _dan mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan kepadanya adz-Dzikr (al-Qur'an), sesungguhnya engkau adalah orang yang benar-benar gila". (Q.S.15/ al-Hijr: 6)
            Merekapun mengatakan beliau tukang Sihir _"Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata :"ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta". (Q.S. 38/Shaad: 4)
            Pernah Rasulullah duduk bersama-sama dengan para sahabat  yang terdiri dari kaum yang Lemah ( mustadh’afun) Lalu orang-orang kafir itu dengan seenaknya sendiri mengatakan orang-orang semacam itukah diantara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?". (Q.S. 6/al-An'am: 53)
             Para pembenci rasulullah tidak hanya membenci beliau namun juga membenci ajaran beliau dan menghalangi orang lain untuk tidak menerima ajaran islam,  “ Jika Rasulullah saw selesai mengajarkan Al-Qur’an kepada manusia maka  an-Nadhar bin al-Harits salah satu penghalang da’wah rasul datang kemajelis tersebut dan mengisahkan kepada mereka tentang cerita raja-raja Persia, Rustum dan Asvandiar. Setelah itu, dia berceloteh: "Kalau begitu, bagaimana bisa ucapan Muhammad lebih bagus dari ucapanku ini?". Untuk menyaingi  apa yang di sampaikan oleh rasulullah itu.
            Ujian-ujian di atas dirasa oleh kaum kaffirin tidak bisa melemah da’wah rasul maka segera mereka bermusyawarah dan mengambil langkah yang lebih Ekstrim yaitu Menyiksa Para Pengikut rasulullah Saw.
             Abu Jahal, jika  mendengar seorang laki-laki masuk Islam, berketurunan bangsawan serta memiliki perlindungan (suaka), maka dia mencaci, menghina serta mengancamnya dengan mengatakan bahwa dia akan membuatnya mengalami kerugian materil dan psikologis. Sedangkan bila orang tersebut lemah maka dia menggebuk dan menghasutnya.
            Ustman bin Affan di gulung oleh pamanya dengan tikar lalu Asapi dari bawahnya.
            Mush'ab bin 'Umair, manakala ibundanya mengetahui keislamannya, membiarkan dirinya kelaparan dan mengusirnya dari rumah padahal sebelumnya dia termasuk orang yang hidup berkecukupan. Lantaran tindakan ibundanya tersebut, kulitnya menjadi bersisik layaknya kulit ular.
            Shuhaib bin Sinan ar-Rumy disiksa hingga kehilangan ingatan dan tidak memahami apa yang dibicarakannya sendiri. Astaghfirullah
            Bilal, maula Umayyah bin Khalaf al-Jumahi mengalami perlakuan yang sangat kejam dari majikannya. Pundaknya diikat dengan tali lantas tali tersebut diserahkan kepada anak-anak kecil untuk diseret dan dibawa keliling sepanjang pegunungan Mekkah. Akibatnya, bekas tali tersebut masih nampak di pundaknya. Umayyah, sang majikan selalu mengikatnya kemudian menderanya dengan tongkat. Kadang ia dipaksa duduk di bawah teriknya sengatan matahari. Ia juga pernah dipaksa lapar. Puncak dari itu semua adalah saat dia dibawa keluar pada hari yang suhunya sangat panas, kemudian dibuang ke Bathha' (tanah lapang berkerikil) Mekkah. Setelah itu, ia ditindih dengan batu besar dan ditaruh ke atas dadanya. Ketika itu, berkata Umayyah kepadanya:"Tidak, demi Allah! engkau akan tetap mengalami seperti ini sampai engkau mati atau engkau kafir terhadap (ajaran) Muhammad dan menyembah al-Laata dan al-'Uzza". Meskipun dalam kondisi demikian, ia tetap berteriak: "Ahad, Ahad". Mereka terus menyiksanya hingga suatu hari Abu Bakar melewatinya, lalu membelinya dan menukarkannya dengan seorang anak berkulit hitam. Ada riwayat yang mengatakan: dengan tujuh uqiyyah (satu uqiyyah= 12 dirham atau 28 gram-red) atau lima uqiyyah dari perak, kemudian beliau memerdekakannya.
            'Ammar bin Yasir maula Bani Makhzum sekeluarga radhiallaahu 'anhum ; dia, ayahnya dan ibunya yang masuk Islam tak luput dari penganiayaan. mereka diseret keluar menuju al-Abthah (suatu tempat di Mekkah) oleh kaum Musyrikin yang dipimpin oleh Abu Jahal. Saat itu suhu udara sangat panas dan menyengat. Maka dalam kondisi seperti itulah mereka menyiksa keluarga tersebut. Ketika mereka sedang menjalani siksaan, Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam melintas di hadapan mereka sembari bersabda: "Bersabarlah wahai Ali Yasir (keluarga besar Yasir)! Sesungguhnya tempat yang dijanjikan untuk kalian adalah surga". Yasir, ayahnya meninggal dunia dalam siksaan tersebut sedangkan ibunya, Sumayyah ditusuk oleh Abu Jahal dari arah qubulnya dengan tombak dan meninggal dunia seketika. Dialah syahidah (wanita yang mati syahid) pertama dalam Islam. Setelah itu, kaum Musyrikin tersebut meningkatkan frekuensi siksaan mereka terhadap 'Ammar; terkadang dengan menjemurnya saja, terkadang dengan meletakkan batu besar yang memerah (saking panasnya) diatas dadanya dan terkadang dengan menenggelamkannya alias membenamkan mukanya ke dalam air. Kala itu, mereka berkata kepadanya: "kami tidak akan terus menyiksamu hingga engkau mencaci Muhammad atau mengatakan sesuatu yang baik terhadap al-Laata dan al-'Uzza. Maka, dia pun secara terpaksa menyetujui hal itu. Setelah itu dia mendatangi Nabi sambil menangis dan meminta ma'af atas kejadian tersebut kepada beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam. Ketika itu, turunlah ayat: "Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan dari Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)…". (Q.S. 16/an-Nahl: 106).
            Abu Fakihah – namanya Aflah – seorang maula Bani 'Abdi ad-Daar mukanya dijerembabkan oleh kaum Musyrikin ke tanah yang melepuh oleh terik matahari, kemudian diletakkan diatas punggungnya sebuah batu besar hingga dia tak dapat bergerak lagi. Dia dibiarkan dalam keadaan demikian hingga hilang ingatan. Suatu kali, mereka mengikat kakinya dengan tali, lalu menyeretnya dan melemparkannya ke tanah yang melepuh oleh terik matahari seperti yang dilakukan terhadapnya sebelumnya, kemudian mencekiknya hingga mereka mengira dia telah mati. Saat itu, Abu Bakar melewatinya lalu membeli dan memerdekakannya karena Allah Ta'ala.
            Khabbab bin al-Aratt, maula Ummi Anmaar binti Siba' al-Khuza'iyyah disiksa oleh kaum Musyrikin dengan aneka siksaan; rambutnya mereka jambak dengan keras sekali, lehernya mereka betot dengan kasar lalu melemparkannya ke dalam api yang membara kemudian –dalam kondisi demikian- jasadnya mereka tarik sehingga api itu terpadamkan oleh lemak yang meleleh dari punggungnya
            Dari kalangan budak Muslimah, terdapat riwayat Zunairah, an-Nahdiyyah dan Ummu 'Ubais. Tatkala mereka masuk Islam, kaum Musyrikinpun melakukan penyiksaan terhadap mereka sama seperti yang telah dilakukan terhadap para shahabat sebelumnya diatas.
            Dan masih banyak yang lainya..
            Di rasa oleh kaffiri Quroisy cara di atas masih saja tidak dapa melumpuhkan da’wah islam karena rasulullah TAK MENGENAL BERHENTI UNTUK BERDA’WAH  Maka mereka mendatngi paman rasulullah dan mengancam beliau. Mereka berkata "wahai Abu Thalib! Sesungguhnya kami menghargai usia, kebangsawanan dan kedudukanmu. Dan sesungguhnya pula, kami telah memintamu menghentikan gelagat keponakanmu itu, namun engkau tidak melakukannya. Sesungguhnya kami, demi Allah! tidak akan mampu bersabar atas perbuatan mencela nenek moyang kami, membuyarkan impian kami dan mencemooh tuhan-tuhan kami hingga engkau mencegahnya sendiri atau kami yang akan membuat perhitungan dengannya dan denganmu sekaligus. Setelah itu, kita lihat siapa diantara dua kelompok ini yang akan binasa..”
            Apakah dengan berbagai ujian-ujian berat itu rasulullah berhenti untuk berdakwah, berhenti untuk berjuang tidak Tidak dan TIDAK.......rasulullah justru mengatakan dengan kata-kata yang penuh dengan semangat dan motivasi dengan perkataan yang keluar dari hati yang di selimuti cahaya iaman yaitu “"wahai pamanku! Demi Allah! andaikata mereka letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan agama ini -hingga Allah memenangkannya atau aku binasa karenanya- niscaya aku tidak akan meninggalkannya". Beliau mengungkapkannya dengan berlinang air mata dan tersedu, lalu berdiri untuk berpaling namun ketika itu, pamannya memanggilnya dan menghampirinya sembari berkata: "Pergilah wahai keponakanku! Katakanlah apa yang engkau suka, demi Allah! aku tidak akan pernah selamanya menyerahkanmu kepada siapapun!". Lalu dia merangkai beberapa untai bait (artinya)

           
Demi Allah! mereka semua tidak akan dapat menjamahmu
Hingga aku terkubur berbantalkan tanah
Berterang-teranganlah dengan urusanmu, tiada cela bagimu
Bergembira dan bersuka citalah dengan hal itu.
            Pernah ada sahabat yang datang mengadu kepada rasulullah _ Mengapa rasul tidak memintakan kepada Allah pertolongan untuk kami, mengapa anda tidak mendo’akan kami. Krmudian rasulullah saw menjawab keluhan itu :
“Telah terjadi sebelum kamu penyiksaan kepada seorang lelaki, di gali baginya kuburan di tanah dan di masukan kedalamnya, kemudian di datangkan gergaji untuk di letakkan di atas kepalanya dan di jadikan dua bagian .setelah itu disisir dengan sisir yang terbuat dari besi dengan memisahkan daging dan tulangnya . Namun siksaan tersebut sama sekali tidak mengubah dia dari agama Allah. Demi Allah. Sungguh Allah menginginkan perkara ini sehingga seorang pengendara dari shan’a sampai hadhramaut tidak takut kecuali hannya  kepada Allah,serta tidak takut akan kambingnya kecuali srigala, akan tetapi anda sekalian terburu-buru

Patut pembaca fahami bahwa rasulullah bukan hanya di uji dengan kesusahan namun ia pun pernah di tawari dengan berbagai tawaran duniawi “
Dengarlah! Aku ingin menawarkan beberapa hal kepadamu lantas bagaimana pendapatmu tentangnya?. Semoga saja sebagiannya dapat engkau terima”.
“wahai Abu al-Walîd! katakanlah, aku akan mendengarkannya!”, jawab Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam .
“wahai anak saudaraku! Jika apa yang engkau bawa itu semata hanya menginginkan harta, kami akan mengumpulkan harta-harta kami untukmu sehingga engkau menjadi orang yang paling banyak hartanya diantara kami; jika apa yang engkau bawa itu semata hanya menginginkan kedudukan, maka kami akan mengangkatmu menjadi tuan kami hingga kami tidak akan melakukan sesuatupun sebelum engkau perintahkan; jika apa yang engkau bawa itu semata hanya menginginkan kerajaan, maka kami akan mengangkatmu menjadi raja; dan jika apa yang datang kepadamu adalah jin yang engkau lihat dan tidak dapat engkau mengusirnya dari dirimu, kami akan memanggilkan tabib untukmu serta akan kami infakkan harta kami demi kesembuhanmu, sebab orang terkadang terkena oleh jin sehingga perlu diobati”, katanya - atau sebagaimana yang dia katakan- hingga akhirnya ‘Utbah selesai dan Rasulullah mendengarkannya
Dia menjawab: “ya”.
Beliau berkata: “ Nah, sekarang dengarkanlah dariku!”.
Dia menjawab: “ya, akan aku dengar”.
Beliau membacakan firmanNya (surat Fushshilat dari ayat 1-5) artinya :” Hâ mîm [1]. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang [2]. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam Bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui [3]. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (daripadanya); maka mereka tidak (mau) mendengarkan [4]. Mereka berkata: ‘hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya..[5]”.
Kemudian Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam melanjutkan bacaannya.
Tatkala ‘Utbah mendengarnya, dia malah diam serta khusyu’ mendengarkan sambil bertumpu diatas kedua tangannya yang diletakkan dibelakang punggungnya hingga beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam selesai dan ketika melewati ayat sajadah, beliau bersujud. Setelah itu, beliau Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda: “wahai Abu al-Walîd, engkau telah mendengarkan apa yang telah engkau dengar tadi. Sekarang terserah padamu”.

‘Utbah bangkit dan menemui para shahabatnya. Melihat kedatangannya, sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain:

“kami bersumpah atas nama Allah! sungguh Abu al-Walid telah datang kepada kalian dengan raut muka yang berbeda dengan sewaktu dia pergi tadi”.

Itulah rasulullah dia tidak berhenti, tidak mengiyakan tawaran duniawi yang menggiurkan,itulah rasulullah atas pertolongan Nya atas ayat-ayatnya yang senantiasa menguatkan hati rasulullah beliau tidak berhenti berdakwah,
Wahai saudaraku  Berlarilah menuju cita-citamu jangan berhenti  mohonlah pertolongan Allah karena sesungguhnya pertolongan Allah amatlah Dekat .. dekat dan DEKAT SEKALI...
SHARE

About muwahid

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Translate