http://picasion.com/

Mengirim Ekspedisi[1] dan Delegasi[2]


1. Pada tanggal 5 Ramadhan 8 H. Rasulullah saw. mengirim Khalid bin Walid bersama 30 orang penunggang kuda untuk menghancurkan berhala Uzza yang terletak di Nakhlah. Ketika Khalid pulang ke Mekah, Khalid ditanya oleh Rasulullah saw., "Apakah kamu melihat sesuatu?" 'Tidak' jawab Khalid. Rasul pun bersabda, "Sesungguhnya, kamu belum berhasil membinasakannya. Maka dari itu, kembalilah kamu ke sana dan binasakanlah."
Khalid pun kembali lagi ke sana dengan perasaan geram sekali sambil menghunuskan pedangnya. Tiba-tiba muncullah ke hadapannya seorang perempuan telanjang bulat, berkulit hitam dengan rambut kusut masai. Melihat itu, juru kunci rumah berhala itu berteriak memanggilnya. Akan tetapi, makhluk berwujud perempuan itu segera dihantam oleh Khalid hingga terbelah menjadi dua.
Selanjutnya, pulanglah Khalid kepada Rasulullah saw. dan melaporkan kejadian itu. Beliau bersabda, "Ya, itulah Uzza. Dia benar-benar tidak punya harapan lagi untuk disembah di negerimu ini buat selama-lamanya".
2. Rasulullah saw. pun mengirim Amr bin Ash pada bulan yang sama, supaya mendatangi dan menghancurkan berhala Suwa'. Suwa' adalah sebuah patung berhala milik kaum Hudzail yang ada di Rihath, sebuah tempat yang terletak tiga mil jauhnya dari Mekah.
Amr pun bergerak mendekati patung itu lalu menghajarnya dan menyuruh teman-temannya merobohkan bangunan tempat penyimpanan patung tersebut. Ternyata, mereka tidak menemukan apa-apa di sana. Karena itu, mereka kemudian bertanya kepada juru kunci itu, "Apa yang kamu lihat?"  'Saya berserah diri kepada Allah, " jawabnya.
3. Pada bulan ini pula, Rasulullah saw. mengirim Sa'ad bin Zaid al-Asyhali bersama 20 orang penunggang kuda untuk mendatangi berhala Manat yang ada di Musyallal dekat Qudaid. Ketika Sa'ad menghampiri patung berhala itu, berkata juru kunci kepadanya,
"Mau apa kamu"? 'Mau menghancurkan berhala Manat," kata Sa'ad. 'Lakukanlah kalau kamu berani', kata juru kunci. Sa'ad pun  lalu bergerak menghampiri patung berhala itu. Tiba-tiba muncullah seorang perempuan telanjang bulat, berkulit hitam dengan rambut kusut masai, menjerit-jerit dengan memukuli dadanya sendiri seraya mengucapkan, "Celaka, celaka!" Berkatalah juru kunci kepadanya, "Hai Manat, itu ada yang mau durhaka terhadapmu". Dengan serta merta, dihantamlah makhluk berwujud perempuan itu oleh Sa'ad sampai roboh tidak berkutik. Selanjutnya, Sa'ad menghampiri patungnya lalu dihajarnya pula sampai hancur luluh, tanpa menemui apa pun dalam rumah peribadahan itu.
4. Sepulangnya Khalid bin Walid dari membinasakan berhala Uzza, Rasulullah saw. mengirimnya lagi menuju Bani Jadzimah sebagai da'i, bukan sebagai perutusan perang.
Begitu melihat kedatangan Khalid, penduduk negeri itu segera mengambil senjata mereka. Akan tetapi, Khalid memperingatkan mereka, "Letakkan senjata kalian karena semua orang saat ini telah masuk Islam". Akan tetapi, setelah mereka menuruti ucapan Khalid, tiba-tiba dia menyuruh agar mereka ditangkap, kemudian diseret ke pembantaian. Akhirnya, terbunuhlah sekian banyak di antara mereka.
Setelah berita pembunuhan itu sampai kepada Rasulullah saw., beliau mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlepas diri kepada-Mu dari perbuatan yang dilakukan Khalid bin Walid." Sesudah itu, beliau memanggil Ali bin Abi Thalib ra. lalu beliau memerintahkan, "Hai Ali, berangkatlah kamu menemui orang-orang itu. Perhatikanlah bagaimana keadaan mereka dan injaklah kebiasaan jahiliah di bawah telapak kakimu."
Berangkat Ali menemui Bani Jadzimah dengan membawa sejumlah harta yang sengaja dikirim Rasulullah saw. bersamanya. Sesampai di sana, Ali membayar diyat (tembusan) kepada mereka atas keluarga mereka yang terbunuh maupun harta benda mereka yang rusak. Bahkan, sampai kayu pendulang tempat memberi makan anjing pun dibayarnya pula. Akhirnya setelah tidak ada lagi yang wajib dibayar, baik jiwa maupun harta, rupanya masih ada sisa harta di tangan Ali. Berkatalah Ali ra. kepada mereka, yakni setelah segala sesuatunya telah selesai, "Masih adakah jiwa maupun harta yang belum dibayar diyat-nya kepada kalian?"
"Tidak ada lagi," kata mereka.
Ali berkata, "Sesungguhnya, aku hendak memberikan kepada kalian sisa harta ini, sebagai sikap kehati-hatian Rasulullah saw. atas apa yang beliau ketahui, sedangkan kalian sendiri tidak mengetahuinya."
Setelah semua beres, Ali pun pulang menemui Rasulullah saw. lalu melaporkan segala sesuatunya. Beliau bersabda, "Kamu benar dan kamu telah berbuat kebajikan."
Selanjutnya, Rasulullah saw. berdiri tegak menghadap kiblat seraya mengangkat kedua belah tangannya setinggi-tingginya, sampai ketiak beliau benar-benar terlihat. Beliau mengucapkan tiga kali lagi kata-katanya yang tadi, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlepas diri kepada-Mu dari perbuatan yang telah dilakukan Khalid bin Walid."
Di antara pelajaran yang bisa dipetik dari delegasi yang dipimpin Khalid ini ialah, betapa sigap dan luar biasa cepat gerakan Rasulullah saw. dalam menanggapi suatu keadaan yang gawat, sehingga dapat mengatasi keadaan itu sebelum terlambat.
Tidak ada yang lebih fasih dalam mengungkapkan kejadian tersebut selain mimpi yang dilihat Rasulullah saw. dalam tidurnya, yang kemudian beliau ceritakan,
"Aku bermimpi seolah-olah aku memakan hais[3], enak rasanya. Tapi kemudian, ada sebagian yang melintang di tenggorokanku ketika ku telan. Maka Ali memasukkan tangannya untuk mencabutnya."
Mendengar uraian mimpi itu, Abu Bakar Shiddiq berkata, "Ya Rasulullah, ini adalah salah satu delegasi yang engkau kirim. Di antara delegasi-delegasi itu ada yang akan datang kepadamu dengan membawa sebagian hasil yang engkau sukai dan ada pula yang mengalami suatu hambatan, lalu engkau kirim Ali untuk mengatasinya."
Barangkali suatu hal paling membahayakan yang berhasil diselamatkan oleh Ali ra., adalah nama baik kaum muslimin, yakni ketika tersebar berita di kalangan kabilah-kabilah Arab bahwa kaum muslimin curang dan bahwa kaum muslimin akan membantai siapa pun yang melawan mereka, sekalipun telah masuk Islam. Tersebarnya isu ini, bila tidak langsung diikuti dengan berita pelurusan masalah, yang diharapkan bisa memperbaiki kekeliruan dan menghilangkan pengaruh-pengaruhnya, niscaya akan menjadi penghalang besar bagi siapa pun untuk masuk Islam.
Masih ada sisi yang lain lagi, yaitu sikap Khalid yang tetap pada pendiriannya ketika dia berani berdebat dengan orang semisal Abdurrahman bin 'Auf ra. padahal tokoh yang satu ini tergolong kaum Muhajirin angkatan pertama. Sesungguhnya, tokoh besar semacam Khalid, yang telah sekian lama mendapat sanjungan di mana-mana, memang harus dihentikan dari kekeliruannya ketika melakukan kekeliruan dan harus dicegah dari kesombongannya, sehingga tindakan-tindakannya akan senantiasa dipagari dengan rambu-rambu Islam, yang diharapkan bisa mengeremnya ketika hendak berlaku sewenang-wenang.
 Sesungguhnyalah, kata-kata Rasulullah saw. kepada Khalid merupakan pelajaran paling keras yang pernah diterimanya seumur hidup, yaitu suatu pelajaran dalam kerangka pendidikan yang harus diberikan kepada seorang panglima besar semacam dia, supaya dia mempelajari prinsip-prinsip dan metode-metode da'wah, yaitu ketika Rasulullah saw. bersabda kepadanya, "Biarkan sahabat-sahabatku. Karena, kalaupun kamu membelanjakan emas sebesar Gunung Uhud, kamu tetap takkan bisa mengimbangi satu mud atau separonya dari mereka." Menurut suatu riwayat lain, "Kamu takkan bisa mengimbangi keberangkatan seorang pun dari sahabat-sahabatku di waktu pagi maupun sore."
Sungguh ini merupakan pelajaran pedagogis (tarbiyah) terpenting yang diterima Khalid dalam hidupnya.
Dari pelajaran yang terakhir ini, kita simpulkan bahwa kesalahan-kesalahan sesama teman, baik yang duduk di pimpinan ataupun di kalangan anggota, harus diatasi secara tepat dan dimintai pertanggung-jawaban atas kesalahannya. Walaupun demikian, bukan berarti dia harus dijatuhkan, atau dicopot, atau dilucuti dari jabatannya, atau dilucuti segala potensi, kemampuan, dan bakat-bakatnya. Jamaah yang bijak ialah jamaah yang dapat memelihara bukan hanya para pemimpinnya, melainkan juga prajuritnya yang terendah sekali pun. Sangatlah jauh perbedaan antara meminta pertanggung-jawaban terhadap orang yang melakukan kesalahan sesuai batas-batas yang semestinya dan membinasakannya sama sekali. Peristiwa Bani Jadzimah sangatlah nyata memberikan penjelasan soal ini.
5. Penghacuran berhala Lata. Rasulullah saw. menyuruh Abu Sufyan bin Harb dan Mughirah bin Syu'bah memimpin perjalanan mereka, dengan tujuan menghancurkan berhala Lata.
Keluarlah para wanita Tsaqif  sambil menangis menyesali hancurnya berhala mereka. Mereka berkata,
 
Lata pasti menangis
Melakukan perlawanan
Orang-orang yang masih menyusu itu membiarkannya
Mereka tak pandai gunakan pedang
Untuk berbuat onar
Akan tetapi, Abu Sufyan dan Mughirah tetap menghajarnya dengan kapak sambil berkata, "Mampuslah kau!"
Itulah perencanaan Nabi yang demikian jelas, patung-patung berhala itu harus dihancurkan oleh mereka yang dulu paling rajin menyembah dan memujanya. Demikian pula kita lihat berikutnya, yang menghancurkan Lata, patung berhala kaum Tsaqif, adalah Mughirah bin Syu'bah, seorang warga Tsaqif juga.


[1] Pengiriman tentara (pasukan) untuk menindas pemberontak.
[2] Pelimpahan wewenang.
[3] Hais sejenis makanan dari bahan campuran antara samin, kurma, dan keju.
SHARE

About muwahid

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Translate