Di antara tokoh-tokoh wanita Quraisy yang tercatat masuk
Islam waktu itu ialah: Hindun binti Utbah, Ummu Hakim binti Harits, istri
Ikrimah bin Abu Jahal, Bughum binti Muadzdzal, istri Shafwan bin Umaiyah,
Fathimah binti Walid bin Mughirah, Hindun binti Munabbih bin Hajjaj, ibu
Abdullah bin Amr bin Ash, dan lain-lain. Wanita-wanita Quraisy itu berbai'at
kepada Rasulullah saw. tanpa bersentuhan tangan dengan
mereka.
Rasulullah saw. bersabda, "Aku membai'at kalian, janganlah menyekutukan Allah dengan apa
pun juga." Umar pun meneruskan bai'at itu kepada mereka, 'Janganlah menyekutukan
Allah dengan apa pun juga." Rasulullah saw. bersabda, "Dan janganlah kamu
mencuri."
Sampai di sini, tiba-tiba Hindun berkata, 'Sesungguhnya,
Abu Sufyan itu laki-laki pelit. Saya suka sekali mengambil sebagian hartanya.
Bolehkah itu?' Ketika itu, Abu Sufyan ada juga di tempat itu dan mendengar
perkataan istrinya itu, maka berkatalah dia, "Apa saja yang telah kamu ambil
adalah halal bagimu."
Mendengar pembicaraan kedua suami-istri itu, Rasulullah saw. tertawa.
Kini, tahulah beliau bahwa yang berbicara itu Hindun, istri Abu Sufyan.
"Agaknya kamu ini Hindun?" Tanya beliau. "Benar," jawab wanita itu, 'maka maafkanlah aku atas
dosa-dosaku yang telah lampau, ya Nabi Allah.' "Semoga Allah memaafkan kamu," jawab Nabi. Beliau lalu melanjutkan pembai'atannya, "Dan
janganlah wanita itu berzina."
'Apakah ada wanita merdeka yang berzina?' Tanya Hindun. Akan tetapi,
Rasulullah saw. meneruskan, "Dan, jangan pula mereka membunuh anak-anak
mereka."
Di sini, Hindun menukas,
"Kami telah mengasuh anak-anak sejak kecil, tapi setelah besar, kamulah yang
telah membunuh mereka di Badar. Kalian dan mereka lebih tahu itu." Mendengar
itu, Umar tertawa terbahak-bahak, sedangkan Rasulullah saw. hanya tersenyum,
lalu bersabda, "Dan, janganlah mereka mengada-ada
kedustaan."
Hindun berkata, "Demi Allah, sesungguhnya mengada-adakan kedustaan
itu benar-benar keji. Dan sesungguhnya, yang engkau perintahkan kepada kami
benar-benar merupakan bimbingan dan akhlak yang luhur". Rasul bersabda,
"Dan, janganlah mereka mendurhakai aku mengenai kebajikan".
Hindun berkata, "Demi Allah, kami duduk di tempatmu ini, sedangkan
dalam hati kami tidak ada niat sedikit pun durhaka
terhadapmu".
Sepulangnya dari bai'at itu, Hindun menghancurkan patung
yang selama ini dia sembah, seraya berkata, "Selama ini, kami terpedaya
gara-gara kamu!"
Demikianlah keadaan orang-orang di Mekah, lelaki, perempuan, tua,
muda, para pemimpin, maupun para penyair. Semuanya masuk Islam atau minimal
meminta keamanan dari Rasulullah saw. dengan demikian, tercapailah yang beliau
idam-idamkan berkaitan dengan kaum Quraisy, yaitu, "Hari ini adalah hari kasih sayang. Hari ini, Allah memuliakan
kaum Quraisy."
Adapun kemuliaan kaum Quraisy yang dimaksud adalah
mereka berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah dan Rasulullah saw. dapat
menghindari pertempuran yang bisa mengakibatkan musnahnya seluruh kaum Quraisy.
Ini di satu sisi. Di sisi lain ialah, hati mereka kini siap sepenuhnya untuk
masuk Islam.
Harus pula dipahami dan dikenali secara mendalam tentang
kejiwaan para pemimpin dan tokoh-tokoh besar musuh, sehingga dapat dihindari
cara pemaksaan dan penghinaan terhadap mereka. Karena, cara ini akan menyeret
tokoh-tokoh itu ke arah kedengkian membabi buta terhadap da'wah dan para
pelakunya, dan akan menggiring mereka melakukan balas dendam dan perlawanan di
satu pihak. Adapun di pihak lain, akan mengakibatkan adanya orang-orang yang
berpura-pura dan bersikap munafik, dan selanjutnya mereka melakukan tipu daya
dan persekongkolan secara sembunyi-sembunyi.
Juga merupakan kewajiban gerakan Islam untuk menaruh perhatian yang
besar terhadap persoalan wanita. Contohnya, persoalan Hindun binti Utbah di
atas, tokoh wanita pendendam yang paling terkenal dalam sejarah. Akan tetapi,
justru dialah yang telah memimpin wanita-wanita Quraisy lainnya masuk Islam.
Bahkan saking dendamnya, sampai dia berani menyerang suaminya sendiri dan
menyeru orang-orang supaya membunuhnya, ketika suaminya itu menyeru supaya
penduduk Mekah menyerah. Walaupun demikian, dendam Hindun dapat dipadamkan,
terbukti dia berkata kepada Rasulullah saw. seusai berbai'at, "Demi Allah, hai
Muhammad, semula di muka bumi ini tidak ada yang lebih aku sukai selain kalau
ada seorang dari warga rumahmu dan kemahmu yang dihinakan. Tapi kini, demi
Allah, tidak ada lagi yang lebih aku sukai di muka bumi ini selain kalau ada
seorang dari warga rumahmu dan kemahmu yang dimuliakan." Rasulullah saw.
menjawab, "Demikian pula aku terhadapmu, demi Allah Yang menggenggam jiwa
Muhammad."
Karena itu, andaikan gerakan Islam kini dapat
menundukkan hati tokoh-tokoh kerusakan moral dari kaum wanita, sesuai tabi'at
agama ini, niscaya semua orang akan mengubah jalan hidupnya ke arah Islam.
Adapun memperhatikan nilai-nilai luhur yang merintih-rintih dalam lubuk hati
para pemimpin dan bersembunyi di balik fenomena-fenomena lahiriah yang
mengaburkan isi hati mereka yang sebenarnya, bisa jadi akan memberi andil yang
sangat efektif dalam merealisasikan cita-cita
terbesar,
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS.
110:1-3)
0 komentar:
Post a Comment