http://picasion.com/

4 Lembaga Pendidikan Di masa Rasulullah


“Melihat proses keberhasilan Muhammad dalam dunia pendidikan”
Oleh “ Wildan Al-fatih “ ( Server Comunitas Ibadurahman Education {Ide Comunity} )
Ada satu wilayah yang penduduknya adalah Bodoh, saking bodohnya bukan manusia yang mengatakan mereka  bodoh tapi langsung Allah sendiri yang mengatakan mereka bodoh & kebodohanya itu unik tak seperti kebodohan yang kita fahami saat ini, namun dalam perkembanganya  kebodohon itu berangsur-angsur hilang lantaran proses pendidikan, pendidikan pula yang menjadikan wasilah bangsa ini  memiliki peradaban yang tidak pernah ada duanya hingga sekarang, lantaran pendidikan juga yang menyebabkan generasi– generasi penduduk tersebut menguasai 2/3 dunia.
            Pembaca yang budiman mungkin sudah menerka di wilayah mana kebodohan unik itu melanda ? kalau belum saya beritahu, kebodohan itu terjadi di Arab terutama di Makkah dan sekitarnya. Seperti yang kita ketahui bersama sejak zaman kita  masih SMP atau SMA bahwa bangsa arab sebelum diutus Muhammad adalah bangsa Jahiliyah dan zamannya di sebut zaman Jahiliyah, apa itu zaman jahiliyah ? zaman jahiliyah adalah zaman kebodohan di mana penduduknya tidak bisa baca tulis ! o...benarkah begitu ?, Upz... maaf dengan tegas saya tidak setuju apalagi selapan atau sembilan ^_^, dengan pernyataan tersebut. Apakah benar mereka Allah sebut bodoh lantaran tidak bisa baca dan tulis ? kalau memang begitu kasian banget mbah-mbah kita yang gak sekolah dulu dong karena ia harus bergelar “Mj” alias Mbah jahiliyah.
            Tentunya bukan begitu karena masyarakat jahiliyah sudah banyak yang bisa baca-tulis, berikut daftar orang – orang yang bisa baca tulis menurut Muhammad Yunus, pertama Umar bin khotob, selanjutnya Ali bin abi tholib, Ustman bin affan, Abu ubaidah bin jarrah, Talhah, Yazid bin abu sofyan, abu huzaifah bin ‘utbah, hatib bin amr, Abu salamah bin abu as’ad bin umaiyah, Khalid bin sa’id, Abdullah bin sa’d, Huaitib bin abdul uzza, abu sufyan bin harb, muawiyah bin abu sufyan, Juhaim bin As-shalt, Hafsah, Ummi kultsum bin ‘uqbah, Aisyah binti sa’ad, Assyifa’ binti abdullah, Karimah binti miqdad, Ummi salamah yang pandai baca tapi tidak pandai menulis. Serta Suku Aus dan khzrat juga pandai menulis.
            Mereka di katakan bodoh juga bukan lantaran gak maju dalam bidang sosial, politik dan hukum. Butuh di ketahui juga bahwa di zaman jahiliyah dahulu di arab sudah maju, sistem pemerintahanya adalah semi demokrasi dan parlementer, mereka sudah mempunyai menetri-menteri yang mengurusi urusan rakyat masing-masing.
a.    Menteri As Siqoyah ( Urusan Air Minum )
b.    Ar-Rifadah (Urusan Makanan)
c.    Al-Imrah (Urusan Ka'bah)
d.    AS-Sidanah (Urusan kunci Kabah)
e.    An-Nadwah (Urusan Tatanegara)
f.      Al-Musyawarah (Urusan Sidang)
g.    Al-Asynaq (Urusan Keuangan)
h.    Al-Qubbah (Urusan Pengerahan masa)
i.       Al-Ainah (Pasukan Berkuda)
j.       AS-Sifarah (Urusan PerdamaIan)
k.    Al-Aisar      (Urusan PertikaIan)
l.       Al-Amwalul Muhajjarah (Urusan Harta)
m.  Al-Iqobah (Urusan Bendera Perang)
n.    Al-Khizanah (Bendahara Negara)
o.    Al-Qiyadah (Urusan Militer)

Apakah kira-kira orang yang demikian ini pantas di katakana bodoh ?
            Mereka juga bodoh bukan karena keterbelakangan Cipta , rasa dan Karsa buktinya  banyak ahli syair dan patung-patung di negeri arab. Namun kebodohan mereka adalah bodoh terhadap hukum  islam. Mereka memilih hawa nafsu, dari pada memilih syari’at Allah dalam Aqidah, akhlak dan muamalah nya.
*“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) sIapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS.5 : 50 )*
*Gambaran Jahiliyah*
Aisyah r.h mengutip bagaimana cara pernikahan di zaman jahiliyah.
1.      Pernikahan sebagaimana pernikahan orang sekarang yaitu seorang wanita dilamar oleh seorang laki-laki yang nantinya dilanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dengan ijab qobul dan pemberian mahar.
2.      Nikah istihdo yaitu pernikahan untuk mencari bibit unggul” kayak milih bibit jagung aja he,he,he ^ - ^ yaitu dengan cara seorang suami menyuruh istrinya yang sedang dalam masa-masa subur untuk digauli dengan seorang laki-laki yang terhormat agar mendapat keturunan unggul yang di inginkan dalam masa ini suami tidak menyentuh istrinya sampai kelihatan  tanda-tanda kehamilan.
3.      Adalah jenis pernikahan yang melibatkan seorang perempuan yang melayani semua laki-laki dalam jumlah kurang dari sepuluh orang jika wanita tadi hamil maka sepuluh orang ini dipilih satu orang dari yang wanita itu sukai untuk menjadi ayah daripada jabang bayi, biasanya penunjukan itu setelah bayi lahir.
4.      Seorang wanita menjajakkan diri dengan lelaki lebih daripada sepuluh orang ketika dia hamil dia akan memanggil sepuluh orang itu dan memanggil seorang qoif (ahli pernasaban) atau dukun untuk menunjuk mana bapak dari anak yang dikandungnya.
Gambaran jahiliyah selanjutnya adalah sangat fanatiknya mereka terhadap kebijakan nenekmoyang “hal ini terdapat dalam QS al-baqoroh ayat 170 .
     
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".
 Ibnu katsir mengatakan yang intinya, mereka adalah orang yang fanatic dan degil terhadap nenek moyangnya, mereka menganggap peninggalan nenek moyang itu menjadi kebudayaan, kebanggaan & kejayaan.
Kalau untuk judi, membunuh, zina, merampok itu tidak perlu dibahas lagi karena sudah menjadi kebiasaan mereka.Dari segi sosial nya masyarakat hidup berkasta-kasta sedang pemimpin nya bersenang–senang dilain sisi pemerintah Quroisy senantiasa mengambil upeti dari masyarakat sehingga masyarakat hidup dalam kemiskinan.
*  Fadjar Perubahan  *
Allah tidak membiarkan mereka terus menerus dalam kesesatan, Allah mengutus untuk mereka seorang guru, Pejuang, Reformer yang revolusioner sekaligus memimpin mereka dan kita semua, orang itu bernama Muhammad bin abdullah, dalam proses inilah peran pendidikan sangat penting bahkan jika di lihat  perjalanan nya dari awal sampai akhir kehidupan rasul saw tak lepas dari pendidikan, dengan pendidikan ini maka masyarakat tersebut berubah menjadi masyarakat yang memiliki peradaban yang tiada dua nya.
           

Visi Misi Pendidikan  Islam
Menurut Abdul Fatiha Jalal tujuan umum pendidikan islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.Saya sepakat dengan pak jalal bahwa tujuan dari pendidikan islam  ialah, agar manusia menjadi hamba Allah yang seluruh aktivitas nya adalah pembuktian dari penghambaan kepada Allah, jika ia makan maka makannya itu ialah bukti ketundukan kepada Allah, jika ia tidur maka tidurnya itu ialah bukti pengabdian kepada Allah, jika ia menjadi pemimpin maka kepemimpinan itu untuk penghambaan kepada Allah, jika ia ibadah itu ibadah nya hanya untuk Allah, maka tegasnya bahwa sesunguhnya sholat nya, ibadahnya, hidup dan mati nya  untuk Allah Rabbil A’lamin. Dan itulah tujuan dari pendidikan Rasulullah Saw.
*Methode Pendidikan Rasulullah*
Methode yang di gunakan oleh rasulullah adalah methode yang telah ditetap kan oleh atasanya yaitu Allah, methode itu ialah.
_“Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul dIantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui_.”( QS.2:151)
Jika kita cermati dari perjalanan hidup rasulullah, beliau benar–benar menjalankan methode itu dengan sebaik mungkin, sehingga melahirkan generasi–generasi yang luar biasa, yang merubah peradaban umat ini dari kegelapan menuju terang benderang.
   -à biar jelas maka kita akan coba uraikan satu–satu. lho... mana 4 lembaga di zaman rasul nya ? Nanti sabar dulu ? insyallah ketemu kok sabar ya ..(’’^ _’’^).
            1. Methodhe itu ialah membacakan ayat -ayat Allah
            Di karenakan kafir Qurosy tidak suka kepada ajaran islam maka dalam membacakan ayat–ayat Allah di lakukan oleh rasulullah hanya mengambil orang-orang yang dekat dan dapat di percaya seperti khodijah dan Abu  bakar, demikIan pun abu bakar ia mencari orag – orang yang dapat di percaya seperti Utsman bin affan, Zubair bin awwam, Thalhah dan Ubaidillah. kita dapat mengambil kesimpulan bahwa menyampaikan ayat – ayat Allah ini mengandakan pendekatan kepercayaan dan  psikolgis.
            Selain menggunakan system kepercayaan dan pendekatan psikologis, beliau juga dalam penyampaian ayat– ayat Allah menggunakan methode yang tidak monoton salah satu nya ialah makan – makan.
Dalam al – musnad al –imam ahmad di sebutkan :
Ali berkata: Rasulullah saw, mengumpulkan atau mengundang abdul mutholib termasuk mereka semua untuk menikmati hidangan kurma setengah matang dan minuman ali berkata: beliau mengatur makanan itu secara memanjang lalu mereka  makan hingga kenyang ali berkata: tetapi makanan itu tetap  utuh sebagaimana semula, seolah–olah tidak pernah di sentuh, kemudian mereka mempersilahkan minum dari semangkuk air lalu mereka minum hingga kenyang tetapi minuman itu tetap utuh seperti semula, seolah–olah tidak pernah di sentuh / diminum kemudIan nabi  berkata :
            “ Wahai bani Abdul mutholib sesungguhnya aku di utus kepada kalian khususnya dan kepada manusia umumnya “ kalian telah menyaksikan tanda mukjizat ini, maka siapakah di antara kalian yang  mau berjanji setia kepada ku untuk menjadi saudara dan sahabat ku ?
Ali berkata : maka tidak ada satu orang pun yang berdiri kepada nya, dan aku adalah orang yang paling muda di antara mereka, kemudian nabi berkata kepadaku duduklah! hingga kali ketiga beliau memukulkan tanganya kepada ku (untuk berjanji setia )
            Dalam tahap ini rasulullah juga melakukan pendidikan dengan keteladanan. Karena akhlaknya demikian menawan maka banyak orang yang tertarik untuk mengikuti ayat – ayat Allah, sejak  zaman sebelum ia di utus menjadi rasul ia sudah bergelar Al-Amin, bercerita tentang keteladanan beliau, pernah suatu ketika beliau selalu menyuapi seorang yahudi tua nan buta di pinggir pasar ukaz, hal demikIan ini beliau lakukan dengan sering, padahal orang tua, buta dan yahudi ini amat bencinya dengan rasulullah juga selalu mencela rasulullah, namun dia tidak tau bahwa yang menyuapinya tersebut adalah orang yang ia benci selama ini, sampai suatu ketika rasulullah meninggal dunia maka abu bakar menggantikan rasulullah menyuapi orang ini, namun ada perbedaan yang di rasakan oleh yahudi buta nan tua ini. yahudi itu berkata  " engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si yahudi buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu Ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri",
     Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada orang itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah yahudi itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, Ia begitu mulia....  Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.      
“”’’Sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suri tauladan yang baik,,(QS 33 :21)
            Methode yang selanjutnya adalah “ Mensucikan Mereka”
Apakah yang di sucikan, yang di sucikan adalah Aqidah, akhlak dan kekotoran-kekotoran jahiliyah yang ada pada mereka,  cara mensucikan nya ialah ketika mereka di ajak berpindah dari kemusyrikan menuju Tauhidullah, dari akhlak yang buruk menuju akhlak yang baik, dari aturan syahwat kepada aturan Allah. Dalam perjalanan nya cara rasulullah untuk mensucikan mereka adalah dengan diajak mereka untuk masuk islam dan melaksanakanya karena memang para sahabat dulu adalah orang – orang musyrik, jika sekarang kita sudah merasa muslim berarti bagaimana kita melaksanakan ajaran islam dengan sebenar-benar nya.
            Methode yang ke tiga “ ialah mengajarkan Al-Qur’an dan Al – Hikmah ( As sunah ) inilah tahap tindak lanjut dari tahap pertama dan ke dua, ketika seorang yang sudah menerima ayat–ayat Allah lalu mereka mau melaksanakanya maka selanjutnya mereka harus di jaga iman nya, Harus di didik pola pikir dan orientasi nya, kurikulum yang pas untuk mendidik dan  memperkokoh iman ini ialah Al-Qur’an dan As-sunah. Dalam proses pendidikan ini rasulullah membangun Lembaga – lembaga pendidikan  yang di gunakan untuk mengajarkan Al-Qur’an dan As-sunah, lembaga – lembaga tersebut Ialah.
1.Darul Ar-Qom
Darul Arqom adalah rumah arqom bin al arqom, ia masuk islam pada umur 16 th, rumah terpencil di atas bukit safa, rumah yang terpencil ini rasulullah jadikan basis pendidikan dan koordinasi dengan para sahabat agar tidak mudah di cium oleh pembesar serta antek-antek Quroisy jahiliyah.
            Ada satu methode pembelajaran yang unik di rumah Arqom bin al- arqom, setiap sahabat yang datang ke darul arqom menceritakan pada sahabat nya yang lain apa yang Ia alami hari ini, kemudian rasulullah memberikan arahan, apabila salah dalam menyikapi masalah maka rasulullah meluruskan. Jadi kita bisa lihat methode pembelajaran rasulullah adalah Aplikatif bukan hanya transformasi materi, sehingga jika cuman transformasi materi saja maka murid akan merasa jenuh tidak ada inspiratif yang masuk akhirnya malas, futur dan  kabur.
            Selain juga bahwa para sahabat menerima materi Al-Qur’an dan Assunah di  dalam literatur lain di katakan bahwa di rumah Arqom ini lah para sahabat menghafal Al-Qur’an.
2.Kuttab
Kuttab sudah ada sejak zaman jahiliyah dengan sistem seseorang mendatangi rumah para guru, yang di ajar di kuttab adalah baca–tulis dan syair-syair arab, setelah datang nya islam maka kuttab ini menjadi tempat belajar Al-Qur’an selain  juga mengajarkan syair–syair dan pokok – pokok ajaran islam, setelah  Umar ibn Khattab menjadi khalifah, ia kemudian  menambahkan materi pelajaran Kuttab, yakni seperti, pelajaran berenang, mengendarai onta, memanah, dan membaca serta menghafal syair-syair yang mudah dan peribahasa.
Kuttab di masa umayyah berkembang pesat hingga di desa – desa wilayah islam.

3.Suffah
Al-Suffah merupakan ruang atau bangunan surau yang bersambung dengan masjid Nabawi. kegiatan pengajaran dan pembelajaran dilakukan secara teratur dan sistematik, suffah juga menjadi tempat tinggal bagi para sahabat rasulullah, bentuk suffah adalah sebuah panggung luas beratapkan jerami mereka yang tinggal disini di sebut as-habul suffah. Ibnu taimiyah mengatakan bahwa yang tinggal di suffah berjumlah 400 orang,  ibnu abbas, abu dzar al-ghifari termasuk salah satu yang menempati suffah. 
4.Masjid
            Masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah melainkan juga sebagai tempat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat dan individu serta tempat untuk menerima para duta asing dan pertemuan pemimpin-pemimpin islam.
Masjid pertama yang digunakan untuk kegiatan pendidikan adalah masjid Quba, di sana rasulullah membentuk halaqoh yaitu para sahabat duduk di sekeliling rasulullah.dan mereka bertanya tentang berbagai masalah sehari-hari dan agama, jika kita lihat maka sistem nya seperti sistem diskusi. 
Masjid – masjid lain yang menjadi tempat pendidikan ialah masjid  Nabawi, Masjidil Haram, Masjid Kufah dll.
Methode yang terakhir adalah serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui dalam methode ini rasulullah pernah mengirim zaid bin harist untuk belajar bahasa persia dan di ketahui bahwa rasulullah memiliki 65 sekertaris yang mencatat hal-hal khusus , serta juga pernah rasulullah meminta tawanan perang badar untuk mengajarkan 20 anak-anak madinah baca tulis.
            Demikanlah apa yang di terapkan rasulullah dalam dunia pendidikan dan nyatanya dengan methode yang demikIan itu rasulullah melahirkan kader-kader yang luar biasa, dari Darul Arqom lahirlah kader pemimpin seperti Abu bakar, Umar, Ustman dan Ali r.a. dari Suffah melahirkan kader-kader ulama’ seperti Ibnu Abbas, Abu Dzar dan Salman al Farizi.
            Akhirnya semoga kita bisa mencontoh dan mengambil inspirasi dari beliau saw, walaupun kita hanya guru TPA, atau pembina risma ataupun guru sekolah dan dosen.

Referensi :
Siroh Nabawiyah syaikh Safiyur Al Mubarok Fury
Pendidikan anak dalam islam  Dr. Abdullah Nashih Ulwan
Manhaj Haroki syaikh Munir Muhammad al Gadban
Tafsir  Al-azhim ibnu katsir
Tafsir fidzhilalil Qur’an Sayyid Qutb
Dll

Kirimkan kritik , saran & apresiasi  anda ke 085768497407 atau Fb:Blessing News

SHARE

About muwahid

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Translate