Air Laut Jadi Bahan Bakar
REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG --Air laut bakal menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan di Provinsi Kepulauan Riau, kata pakar marine saint Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, Eddiwan.
"Penyulingan air laut menjadi biodiesel yang merupakan bahan bakar energi alternatif telah berhasil kami uji tinggal lagi penyesuaian mesin kapal yang cocok untuk biodiesel tersebut," kata Eddiwan.
Penyesuaian mesin kapal maksud dia apakah biodiesel tersebut cocok untuk mesin berbahan bakar premium atau solar.
Ia mengatakan, pemanfaatan tekologi biodiesel dari air laut itu merupakan program Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau (DKP Kepri) untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak.
"Teknologinya sederhana bahkan dapat dilakukan oleh nelayan yang tidak bersekolah sekalipun," ungkap Eddiwan yang memperoleh gelar magister dari Tokyo University.
Air laut yang akan disuling diendapkan dulu dalam bak penampungan dan kemudian disuling dengan alat penyulingan berukuran 0,1 mikron (plankton net). Air laut sulingan itu akan menghasilkan minyak sel yang berasal dari biota-biota yang hidup di laut.
Alumnus Boston University ini mengatakan, teknologi biodiesel dari air laut telah dipakai di Amerika namun untuk skala industri, sedangkan yang dibuatnya untuk skala kecil terutama untuk bahan bakar kapal nelayan dan listrik di rumah masyarakat yang bermukim di pulau-pulau.
Ia mengatakan pernah mempresentasikan teknologi air laut itu di Kementerian Kelautan dalam rapat teknis untuk pengembangan biodiesel di Indonesia, tetapi idenya itu ditolak dengan alasan mahal.
"Padahal kalau saja kementerian mau maka pemerintah tidak susah mengajak masyarakat hemat energi karena lingkungan laut ada untuk mendapatkan energi listrik dan teknologinya tidak mahal, masyarakat awam pun dapat membuatnya," ungkap Eddiwan yang juga Kepala Bidang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan DKP Kepri.
Itu sebabnya, lanjut dia, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berinisiatif mengembangkan teknologi listrik dengan memanfaatkan air laut ini. Pada 2012 biodisel tersebut baru dalam tahap penerapan lapangan dan pada 2013 didistribusikan ke masyarakat serta sosialisasi.
"Kelak tidak hanya pompong (kapal nelayan) yag berbahan bakar biodiesel air laut tapi juga kendaraan bermotor lainnya termasuk sebagai bahan bakar pesawat," katanya.
Menurut dia, semua perairan di Tanah Air bisa menghasilkan biodiesel asalkan saja perairan tersebut tidak tercemar.
0 komentar:
Post a Comment