Di sebuah desa ada seorang pemuda
bernama KHOBIR. Ia di besarkan di tengah-tengah keluarga yang tidak harmonis,
orang tuanya selalu bertengkar dan itu membuatnya bengal dan susah untuk di
atur, Semasaa kecil ia selalu bertengkar dengan teman-temannya yang selalu
mengok-oloknya, Karna minimnya kasih sayang dari orang tua dia selalu berbuat
tidak seronok terhadap orang lain dari kecil
hingga ia dewasa.
Hingga di suatu hari ia membuat keributan di sebuah rumah makan
sederhana di sekitar rumahnya, berawal di situlah ia mulai di panggil dengan
sebutan “Si bengis” karna merasa
tidak terima dengan sebutan itu, bertambahlah bengisnya ia semakin tidak mampu
lagi untuk di kendalikan kemudian ia pun
mengambil sebuah balok kayu yang terletak di dekatnya kemudian balok kayu itu
di hantamkan pada seorang yang memanggilnya dengan sebutan “si bengis”.
Khobir “si bengis” selain nakal
juga di kenal sebagai pemuda yang tidak pernah ibadah dan selalu membuat
keributan di mana-mana.Hingga pada suatu hari ada segerombol orang yang yang
mendatangi rumahnya sambil mengucapkan “usiiirrr!!!!....
usiiirrr!!!!....si bengiiis!!!!” usiiirrr!!!!.... , Khobir pun merasa
ketakutan dan mencoba untuk melawan warga yang hendak untuk mengusirnya dari
kampung, Merasa tidak kuat untuk menghadapi warga khobir pun memutuskan untuk
pergi dari kampung, dan kejadian ini tidak di ketahui oleh orang tuanya karna
mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Dengan rasa gelisah Khobirpun
memutuskan untuk pergi ke salah satu toko milik pamannya yang ada di desa
tetangga, akan tetapi di tengah perjalanannya ia melihat ada seorang kakek tua
yang terjatuh karena barang yang dibawanya terlalu berat, entah kenapa khobir
pun merasa ada yang menyuruhnya untuk menolong kakek tua itu, Kemudian iapun
bergegas untuk menolong kakek tua itu.
“Siapa nama mu anak muda...???” tanya si kakek
tua itu...
“Namaku khobir kek..” jawab khobir
dengan nada yang rendah, karna melihat khobir
seperti banyak masalah kakek itu pun bertanya
kembali “kenapa wajahmu sangat gelisah sekali nak..???” khobirpun menjawab “aku
di usir dari desaku, karna aku suka membuat kerusakan di sana, dan aku tidak
tau lagi harus kemana lagi aku pergi”, kakek itu pun kemudian berkata,
“pergilah kau kearah barat, disana ada pondok pesantren bernama AL-AMIN, dan
belajarlah agama disana, kelak kau akan menjadi orang yang berguna untuk desa
mu”.
Kemudian dengan rasa senang khobirpun bergegas
untuk pergi ke tempat yang kakek tua itu tunjukan.
Sesampainya ia di sana, ia langsung mencari ketua yayasan pondok untuk
mendaftar sebagai santri baru, setelah ia bertemu dengan ketua yayasan dan
berdiskusi, ketua yayasan pun langsung memutuskan khobir di terima sebagai
santri baru di pondok pesantren AL-AMIN. Khobir berjanji akan selalu
bersungguh-sungguh dalam belajar ilmu agama yang ia tekuni saat ini, dan ia berjanji
kelak ia akan menjadi seorang ustadz dan akan membawa perubahan di desanya.
setelah bertahun-tahun khobir belajar ilmu agama di pondok AL-AMIN,
khobirpun sudah menjadi kepercayaan ketua yayasan untuk mengisi tausiah di
berbagai desa, hingga akhirnya ia di tugaskan untuk mengisi sebuah acara
pengajian di sebuah desa, Sesampainya
khobir di sana ternyata desa yang di maksud adalah desa tempat tinggalnya dulu,
bukan rasa takut atau cemas yang di hadapi khobir melainkan rasa senang dan
bahagia yang di rasakan khobir ketika ia di tugaskan untuk mengisi tausiah di
desanya sendiri, menurutnya ini merupakan kesempatan untuk meminta maaf kepada
penduduk yang pernah ia sakiti dulu, Dan ketika khobir selesai mengisi tausiah
dan meminta maaf kepada semuanya mereka pun akhirnya hidup rukun walaupun khobir
tak sempat dan tidak akan pernah bertemu dengan orang tuanya karena mereka
sudah meninggal dunia, khobir tetap merasa bahagia karna keluarga yang
sesunggunhnya adalah teman-teman dan tetangganya yang kini sudah menga
0 komentar:
Post a Comment