Dikatakan kepadaku bahwa Fadhalah bin Umair bin Al-Mulawwih Al-Laitsi hendak
membunuh Rasulullah ketika beliau sedang thawaf di Baitullah di hari penaklukkan
Makkah. Ketika ia telah berdekatan dengan Rasulullah, beliau bersabda kepadanya,
"Apakah engkau Fadhalah?" Fadhalah bin Umair menjawab, "Betul, wahai Rasulullah,
aku Fadhalah" Rasulullah bersabda, "Apa yang telah engkau katakan kepada
dirimu?" Fadhalah bin Umair menjawab, "Aku tidak mengatakan apa-apa kepada
diriku. Aku hanya dzikir kepada Allah SWT". Rasulullah tertawa kemudian
bersabda, "Hai Fadhalah, beristighfarlah engkau kepada Allah". Usai bersabda
seperti itu, Rasulullah meletakkan tangan ke dada Fadhalah bin Umair hingga
hatinya tenang. Fadhalah bin Umair berkata, "Demi Allah, Rasulullah belum
mengangkat tangannya dari dadaku, tiba-tiba beliau menjadi manusia yang paling
aku cintai. Setelah itu, aku pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang ke rumah,
aku berpapasan dengan wanita teman ngobrolku. Teman wanita berkata, 'Mari kita
mengobrol'. Aku berkata, 'Tidak'.". Setelah itu, Fadhalah bin Umair berkata,
"Wanita tersebut berkata, 'Mari kita mengobrol'.
Aku katakan, 'Tidak, Allah dan Islam tidak memperkenankannya'.
Seandainya engkau melihat Muhammad dan pengikutnya
Di hari penaklukan di saat berhala-berhala dipecahkan
Engkau pasti melihat agama Allah menjadi jelas
Dan wajah syirik ditutup dengan kegelapan
"Wanita tersebut berkata, 'Mari kita mengobrol'.
Aku katakan, 'Tidak, Allah dan Islam tidak memperkenankannya'.
Seandainya engkau melihat Muhammad dan pengikutnya
Di hari penaklukan di saat berhala-berhala dipecahkan
Engkau pasti melihat agama Allah menjadi jelas
Dan wajah syirik ditutup dengan kegelapan
0 komentar:
Post a Comment