1.Pelaksanaan Da'wah atas Dasar Pilihan dan
Melalui Intelektualitas[1] dan Status Sosial Da'i
Pada periode ini da'wah dilakukan
berdasarkan pilihan pribadi-pribadi da'i tentang karakteristik mad'u (orang yang
akan dida'wahi).
Kita dapati bahwa pondasi pertama bagi
da'wah ini adalah Khadijah ra., Abu Bakar ra., teman akrab Rasulullah saw., Ali
bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah, mantan budak
beliau.
Ketika Abu Bakar memulai da'wah, ia
memilih mad'u sendiri.
Berkata Ibnu
Ishaq:
"Kemudian Abu Bakar bin Abu Kuhafah masuk Islam.Abu Bakar adalah
seorang lelaki yang akrab dengan kaumnya, dicintai dan disayangi. Ia seorang
Quraisy yang paling mengerti dan tahu tentang nasab bangsa Quraisy serta masalah
kebaikan atau keburukan yang ada pada suku ini. Ia dikenal sebagai seorang
pedagang yang memiliki akhlak mulia. Ia sering didatangi oleh tokoh-tokoh
kaumnya untuk dimintai pendapat mengenai banyak hal, karena ilmu, perdagangan,
dan kebaikan pergaulannya. Kemudian ia mulai mengajak kepada Allah dan Islam.
Orang yang diyakininya akan bisa merahasiakan dan mendengarkannya. Melalui
da'wah Abu Bakar ini maka Utsman bin Affan, Zubir bin Awwam, Abdur-Rahman bin
Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah masuk Islam. Kedelapan
orang ini merupakan para pendahulu mereka yang masuk ke dalam Islam kemudian
shalat dan membenarkan."
Abu Bakar memiliki sifat-sifat pribadi
yang utama diantaranya:
a. Akhlak. Abu Bakar seorang lelaki yang akrab dengan kaumnya, dicintai, dan
disayangi.
b. Pengetahuan. Abu Bakar paling mengetahui dan mengerti tentang nasab suku Quraisy
serta masalah kebaikan atau keburukan yang ada pada suku
ini.
c. Pekerjaan status sosial. Abu Bakar dikenal sebagai pedagang yang berakhlak mulia. Sering
didatangi oleh tokoh-tokoh kaumnya untuk dimintai pendapat mengenai banyak
hal.
Secara keturunan, Abu Bakar termasuk suku Quraisy yang turunannya
paling lemah. Sebagaimana pernah diungkapkan oleh Abu Sufyan ketika Abu Bakar
menjabat khalifah, "Mengapa persoalan ini diserahkan kepada suku Quraisy yang paling
rendah?" Akhlak merupakan "senjata ampuh" dalam da'wah dan menjauhkan seorang
da'i dari reaksi di saat timbul sifat negatif terhadap da'wah. Akhlak yang mulia
akan membebaskan para da'i dari "meminta-minta" dan menginginkan apa yang
dimiliki orang lain. Rasulullah saw. mengerahkan kita kepada hal ini dalam
sabdanya:
.
"Jahuilah dunia, niscaya Allah mencintaimu, dan
jauhilah apa yang ada di tangan orang lain, niscaya kamu akan dicintai oleh
orang-orang".
(HR. Ibnu Majah dengan sanad
hasan)
2.
Da'wah Secara Umum
Dapat kita lihat bahwa tahapan sirriyah bagi masyarakat muslim ini telah berhasil merekrut semua lapisan
masyarakat pada saat itu: orang-orang merdeka, budak-budak, lelaki, wanita,
pemuda, dan orang-orang tua. Juga telah bergabung ke dalamnya segenap suku,
sehingga hampir tidak ada keluarga di Mekah kecuali satu atau dua orang
anggotanya sudah turut membangun masyarakat ini.
Di dalam daftar para sahabat terkemuka
adalah:
Bani Hasyim (6 orang), Bani Umaiyah (7
orang), Bani Makhzum (6 orang), Bani Taim (4 orang), Bani Adi (8 orang), Bani
Zuhrah (6 orang), Bani Sahm ( 2 orang), Bani Jameh (5 orang ), Bani Asad (1
orang), Bani Amir (2 orang), Kabilah-kabilah yang lain berjumlah 9
orang.
PERAN WANITA DALAM FASE INI
Seperempat dari masyarakat Islam periode ini terdiri dari kaum wanita. Kaum wanita ini hidup di periode sirriyah ini tanpa diketahui oleh seorang pun keislaman mereka.
PERAN WANITA DALAM FASE INI
Seperempat dari masyarakat Islam periode ini terdiri dari kaum wanita. Kaum wanita ini hidup di periode sirriyah ini tanpa diketahui oleh seorang pun keislaman mereka.
Tokoh-tokoh wanita dalam periode ini diantaranya ialah: Khadijah ra.,
Asma' binti Umais, Ummul Fadhal binti Hatits adalah teladan wanita terbaik di
dalam sejarah.
[1] Kecerdasan dan ilmu
pengetahuan.
0 komentar:
Post a Comment