Sergey Mikhailovich Brin, seorang visioner teknologi, pendiri kerajaan internet bernama Google! Berkunjung Ke indonesia .
Lahir di Rusia, besar di Amerika Serikat. Sergey bersama duet mautnya, Larry Page, telah berhasil merengkuh apa yang orang bilang "The American Dream".Ia kaya raya berkat inovasi yang mendunia.
Forbes mencatat, buah dari hasil kerja cerdasnya dari Google dan produk lainnya di Alphabet, telah menghasilkan kekayaan bersih sebesar USD 34,3 miliar hingga 2015 ini. Kalau dirupiahkan, nilainya kira-kira setara dengan angka Rp 470 triliun.
ada 8 poin penting sebagai hasil pertemuan menkominfo dengan miliuner teknologi tersebut seperti yang dipaparkan Kementerian Kominfo:
1. Menkominfo bersama Sergey berbincang umum terkait kunjungan Sergey ke Raja Ampat, Sorong, Papua.
2. Menkominfo menyampaikan bahwa sewaktu kunjungan ke Silicon Valley, Presiden Jokowi tidak hadir ke Silicon Valley pada Akhir Oktober 2015 karena mempercepat lawatannya di Amerika Serikat. Namun Presiden Jokowi sangat perhatian/concern terhadap bagaimana memajukan digital ekonomi nasional dan juga bagaimana agar menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Presiden Jokowi masih ingin mengunjungi Silicon Valley ke depannya. Sergey Brin menyambut baik akan hal ini dan merupakan hal yang bagus memajukan digital economy.
Di Indonesia sudah ada beberapa yang sangat cepat berkembang misalnya aplikasi terkait transportasi. Google Juga mendorong aplikasi untuk mengglobal.
3. Menkominfo kemudian menyampaikan mindset bagaimana membuat Indonesia menjadi digital economy yang besar dan terbesar di Asia Tenggara, yaitu dengan menciptakan 1.000 teknopreneur sampai tahun 2020. Di sinilah Google dapat berperan untuk menciptakan bibit-bibit (seed) startup sehingga mereka dapat menjadi teknopreneur.
Sergey sangat mendukung hal ini dan akan menambah target program pengembangan teknopreneur di Indonesia sehingga membantu penciptaan sebagian dari 1.000 startup tersebut.
4. Menkominfo menyampaikan juga tidak hanya sisi aplikasi dan network tetapi juga dari sisi device. Dalam hal ini bagaimana menciptakan handset smartphone yang sangat murah untuk country region di Indonesia, salah satunya memanfaatkan Android One. Sergey sangat antusias akan hal itu dan akan membantu upaya-upaya Indonesia dalam menciptakan device murah.
5. Update mengenai Loon dan hasil kunjungannya di Google dan aspek teknis yang diperlukan termasuk kebutuhan spektrum frekuensi untuk backhaul.
6. Menkominfo menambahkan bahwa Loon merupakan sisi pemenuhan akses dan bagus untuk wilayah rural. Sergey juga menanggapi bahwa dengan kondisi geografik Indonesia Loon sangat sesuai, bisa menjangkau luas area permukaan dengan diameter 80 km.
7. Google Loon Project akan diadakan trial selama tahun 2016 di Indonesia bekerja sama dengan tiga operator selular di pita frekuensi 900 MHz yang telah dialokasikan kepada operator selular tersebut yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata.
Telah diidentifikasi beberapa lokasi di daerah rural untuk menyediakan solusi layanan 4G Broadband di daerah rural dengan solusi ini, menggunakan handset 4G yang ada di pasaran (jadi tidak handset yang baru). Prinsipnya Google tidak akan pernah dan tidak menjadi operator baru, melainkan hanya sebagai penyedia teknologi tower dan eNodeB (BTS) di angkasa.
Google Loon Project Trial ini hanya digunakan untuk kepentingan komunikasi. Dengan batasan-batasan yang tegas dan jelas, Google sepakat dengan ketentuan tersebut. Bagi Indonesia, solusi Google Loon merupakan solusi alternatif dan komplementer penetrasi Broadband 4G di daerah perdesaan rural, perbatasan maupun di wilayah-wilayah pantai, dan maritim serta pulau-pulau dan laut di antaranya, untuk memberikan konektivitas broadband 4G yang memadai dan terjangkau bagi masyarakat. Di mana melalui metode konvensional tower terrestrial, hal tersebut sulit dilaksanakan — tidak mungkin pasang tower di laut.
8. Diskusi Google Fiber Project, bahwa Indonesia akan serius menata Fixed Broadband tahun 2016 nanti. Kominfo telah mempelajari inisiatif Google Fiber di mana terjadi kerjasama yang sangat baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah di Amerika Serikat dan penyelenggara TIK termasuk Google dengan prinsip-prinsip open access, non diskriminatori serta partisipasi semua stakeholder, kemudahan 'right of ways' serta manfaat layanan Fixed Broadband bagi masyarakat setempat.
Kominfo ingin mempelajari model kerjasama seperti Google Fiber tersebut untuk dapat dijadikan salah satu referensi percepatan pembangunan Fixed Broadband di Indonesia.
Handset Android 4G murah, menjadi tujuan kebijakan Kominfo pada tahun 2017 nanti agar handset 4G untuk layanan brodaband bisa terjangkau oleh masyarakat. Kominfo mengharapkan Google bisa membantu bekerja sama dengan ekosistem manufaktur lokal maupun pengembang aplikasi di Tanah Air untuk memberikan solusi handset 4G murah. Sebagaimana pernah dilakukan dalam inisiatif Android One beberapa waktu lalu.
( detik.com)
0 komentar:
Post a Comment