Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi Pertahanan DPR RI Ahmad Zainudin menilai Operasi Tinombala untuk memburu kelompok teroris pimpinan Santoso di Poso, harus dievaluasi.
Hal ini dikatakan dia, menyusul peristiwa jatuhnya Helikopter TNI AD jenis Bell 412 EP, kemarin. Sebab, dalam kecelakaan itu terdapat 13 prajurit yang sedang terlibat operasi pengejaran terhadap Santoso.
"Musibah ini harus menjadi evaluasi menyeluruh terhadap operasi Tinombala. Musibah ini mungkin saja tidak terjadi jika rencana operasi berhasil sesuai target dan jadwal yang ditetapkan," kata Zainudin dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/3).
Politikus PKS ini menyayangkan, operasi yang melibatkan unsur gabungan TNI/Polri ini diperpanjang hingga dua bulan ke depan. Padahal, dari informasi yang diterimanya, saat ini operasi telah dalam proses pengepungan kelompok Santoso di wilayah hutan pegunungan Desa Torire, Poso.
Untuk itu, Zainuddin meminta agar operasi perburuan terhadap kelompok Santoso harus segera dituntaskan. Pasalnya, Operasi Tinombala seharusnya telah selesai 9 Maret lalu.
"Setelah ini, saya kira kelompok Santoso harus segera diselesaikan," ujar Zainuddin.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintah akan terus memburu pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah dan kelompoknya yang bersarang di Poso, Sulawesi Tengah.
Luhut tidak peduli, walaupun nantinya waktu yang ditentukan telah habis, perburuan terhadap Santoso tetap akan dilanjutkan hingga pimpinan kelompok teroris itu tertangkap.
Dalam Operasi Tinombala, kepolisian menargetkan waktu penangkapan Santoso selama 60 hari. Belakangan, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memperpanjang operasi tersebut hingga dua bulan ke depan.
Hal ini dikatakan dia, menyusul peristiwa jatuhnya Helikopter TNI AD jenis Bell 412 EP, kemarin. Sebab, dalam kecelakaan itu terdapat 13 prajurit yang sedang terlibat operasi pengejaran terhadap Santoso.
"Musibah ini harus menjadi evaluasi menyeluruh terhadap operasi Tinombala. Musibah ini mungkin saja tidak terjadi jika rencana operasi berhasil sesuai target dan jadwal yang ditetapkan," kata Zainudin dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/3).
Politikus PKS ini menyayangkan, operasi yang melibatkan unsur gabungan TNI/Polri ini diperpanjang hingga dua bulan ke depan. Padahal, dari informasi yang diterimanya, saat ini operasi telah dalam proses pengepungan kelompok Santoso di wilayah hutan pegunungan Desa Torire, Poso.
Untuk itu, Zainuddin meminta agar operasi perburuan terhadap kelompok Santoso harus segera dituntaskan. Pasalnya, Operasi Tinombala seharusnya telah selesai 9 Maret lalu.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, pemerintah akan terus memburu pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah dan kelompoknya yang bersarang di Poso, Sulawesi Tengah.
Luhut tidak peduli, walaupun nantinya waktu yang ditentukan telah habis, perburuan terhadap Santoso tetap akan dilanjutkan hingga pimpinan kelompok teroris itu tertangkap.
Dalam Operasi Tinombala, kepolisian menargetkan waktu penangkapan Santoso selama 60 hari. Belakangan, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memperpanjang operasi tersebut hingga dua bulan ke depan.
0 komentar:
Post a Comment